Friday, March 29, 2024
Google search engine
HomePeristiwa AkhirZamanPenderitaanBagaimana untuk Bisa Hidup dengan Mulia dan Bermartabat?

Bagaimana untuk Bisa Hidup dengan Mulia dan Bermartabat?

 

[AkhirZaman.org] Banyak dari mereka yang menderita sakit yang melemahkan dan memilih untuk boleh dibantu bunuh diri adalah para orang tua. Alasannya adalah mereka telah hidup secara penuh, dan sekarang penyakit akhir mereka telah berlangsung sebegitu rupa beratnya, sehingga mereka memilih “pilihan terakhir.”

Tetapi keputusan Brittany Maynard berbeda. Sekitar satu bulan yang lalu ibu rumah tangga muda yang baru berusia 29 tahun ini memenuhi janjinya untuk mengakhiri hidupnya akibat kanker otak yang tidak tersembuhkan. Dia memilih untuk mengakhiri hidupnya di saat kebanyakan pasien seumurannya memiliki terapi agresif sampai akhir.

Janji mengakhiri hidupnya itu pernah disampaikan Maynard dalam sebuah video yang beredar di internet.

”Selamat tinggal kepada semua teman-teman saya dan keluarga yang saya cintai. Hari ini adalah hari yang saya pilih untuk berlalu dengan martabat dalam menghadapi penyakit terminal saya. Kanker otak mengerikan ini yang telah mengambil begitu banyak dari kehidupan saya,” bunyi pesan wanita itu yang membuat riuh media sosial di berbagai negara pada 3 November lalu.

”Dunia adalah tempat yang indah, berwisata telah menjadi guru terbesar saya, teman-teman dekat saya dan orang-orang ini adalah pemberi (harapan) terbesar. Saya bahkan memiliki cincin dukungan di sekitar tempat tidur saya. Seperti yang saya ketik, selamat tinggal dunia. Sebarkan energi yang baik. Menebus untuk maju!,” lanjut pesan wanita itu mengacu pada penebusan janjinya.

Pada bulan Januari, Maynard divonis dokter, bahwa hidupnya akan sampai enam bulan lagi. Dia telah mencoba terus bertahan hidup dengan dukungan anak pertama dari suaminya, Dan Diaz. Tapi, akhirnya dia menyerah dan mengakhiri hidupnya. Kisahnya telah menjadi berita utama di seluruh dunia. 

Menurut jurnal pembelajaran medis New England dari 114 pasien, hanya 16 persen dari pasien yang sakit kanker terminal yang bertanya mengenai bantuan untuk bunuh diri akhirnya memutuskan mengakhiri hidupnya. Sepertiga dari mereka yang bertanya sebenarnya mendapatkan resep yang akan membantu mengakhiri hidupnya terpenuhi, tetapi kebanyakan tidak pernah pergi lebih jauh setelah menanyakannya. 

Sebagian argument dari bantuan untuk bunuh diri berfokus pada masalah “kualitas hidup” vs. “kuantitas hidup.” Adalah bukan tujuan dari blog ini untuk berdiri memihak atas permasalahan pelik ini. Beberapa orang yang membaca tulisan ini mungkin memiliki orang yang mereka kasihi yang menderita penyakit yang akan mengakhiri hidup mereka. Orang Kristen harus menunjukkan belas kasihan pada mereka yang bergumul seputar pertanyaan hidup dan mati ini.

Jadi mari memfokuskan kembali masalah ini bagi kita semua yang tidak sedang menghadapi penyakit mematikan yang akan mengakhiri hidup dalam jangka pendek. Janganlah pernah kita lupakan bahwa kecuali Kristus datang dalam waktu hidup kita, kita semua akan mati. Marilah kita ambil waktu merenungkan apa yang Alkitab katakan sehingga kita dapat hidup dengan mulia.

Alkitab juga mencatat beberapa kasus bunuh diri dengan latar belakang yang tidak sama dengan alasan Maynard untuk mengakhiri hidupnya. Salah satunya adalah raja pertama dari bangsa Israel, yaitu Saul. Ketika dalam suatu pertempuran yang menewaskan anak-anaknya, sedangkan dirinya sendiri terluka parah sehingga semakin menyudutkannya, “Berkatalah Saul kepada pembawa senjatanya: “Hunuslah pedangmu dan tikamlah aku, supaya jangan datang orang-orang yang tidak bersunat ini menikam aku dan memperlakukan aku sebagai permainan.” Tetapi pembawa senjatanya tidak mau, karena ia sangat segan. Kemudian Saul mengambil pedang itu dan menjatuhkan dirinya ke atasnya” (1 Samuel 31:4).

Alasan Saul untuk bunuh diri tidaklah sama dengan Maynard. Sama-sama menghadapi kematian, namun karena kesombongan dan kecongkakan menguasai hatinya sehingga memunculkan dalam pikirannya suatu kekhawatiran akan dipermainkan oleh musuh-musuhnya dan melatarbelakangi Saul untuk mengakhiri hidupnya dengan pedangnya sendiri.

Lain halnya dengan seorang yang bernama Yudas Iskariot. Oleh karena penyesalan yang mendalam sebagai akibat mengkhianati Tuhannya, dia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan cara “menggantung diri” (Matius 27:5).

Apa pun yang melatarbelakangi Maynard, Saul dan Yudas untuk membunuh dirinya sendiri adalah karena satu sebab, mereka tidak mengenal Sang Juruselamat dunia. Tidak ada juga orang di sekitar mereka yang menolong mereka untuk memandang kepada Yesus Si Penebus dunia itu.

Yesus mengatakan, “Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan” (Yohanes 10:10). Kristus datang untuk membantu orang-orang hidup dalam kepenuhan dan damai. “Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh” (Yohanes 15:11).

Seandainya semua orang yang sedang menghadapi keuputusasaan menyadari secara penuh arti perkataan Tuhan mereka itu maka akan ada pengharapan yang akan mendorong mereka untuk terus mengarahkan mata rohani mereka kepada Yesus. Seandainya orang-orang di sekitar mereka mengenal Kristus sebagai sumber kehidupan maka akan ada banyak orang yang dapat ditolong ketika keputusasaan menguasai kehidupan mereka. Benarlah apa yang dikatakan Paulus, “Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!” (Roma 10:15).

Apa yang Anda lakukan saat Anda kehilangan harapan, saat dimana Anda tidak merasa hidup meski Anda tidak sedang menghadapi sebuah penyakit mematikan? Jawabannya adalah untuk tidak menempatkan harapan Anda pada hal-hal yang tidak dapat diandalkan, seperti halnya narkoba, alkohol, immoralitas, dan uang. Harapan kita satu-satunya adalah dalam sesuatu yang tidak pernah berubah atau mengecewakan kita.

Apa yang Anda lakukan juga saat berjumpa dengan orang-orang yang kehilangan harapan dalam hidup? Janganlah tempatkan harapan mereka kepada perkara-perkara dunia yang fana. Harapan terbesar yang dibutuhkan dunia ini adalah pada Juruselamat dan Penebus yang telah mengalahkan kematian melalui kebangkitan-Nya.

Yesuslah pengharapan itu. Dia-lah satu-satunya yang dapat membantu kita hidup dengan mulia dan penuh sukacita. Anda dapat memiliki semua obat, semua mobil yang baru, rumah yang termegah, pacar yang tercantik, kepopuleran, dan ketenaran… dan masih tetap sepenuhnya merasa hampa. Rasa sakit dalam hati Anda hanya dapat dipenuhi dengan Kristus dan kasih-Nya bagi Anda.

Sebuah masa depan tanpa Tuhan tidaklah berpengharapan. Alkitab mengatakan, “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan” (Yeremia 29:11).

Jika Anda merasa tanpa pengharapan, berpalinglah pada Yesus. Berserulah pada-Nya dari dalam hati Anda. Ia siap berdiri membawa Anda pada kepenuhan hidup.

 

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?