Thursday, March 28, 2024
Google search engine
HomeUncategorizedTIPUAN TENTANG PENGANGKATAN (THE RAPTURE DECEPTION)

TIPUAN TENTANG PENGANGKATAN (THE RAPTURE DECEPTION)

 [AkhirZaman.org] Selama lebih dari satu dekade, jutaan umat Kristen yang memperhatikan nubuatan telah bersemangat dengan sebuah buku laris—berjudul Left Behind—seluruhnya tentang Kitab Wahyu, kemunculan Antikristus, dan akhir dunia. Minat tersebut dimulai di tahun 1995 ketika untuk pertama kalinya Left Behind menghentak toko-toko buku di seluruh AS. Penulisnya, Ahli Alkitab Tim LaHaye dan penulis Jerry Jenkins hampir tidak pernah memimpikan bahwa Barnes & Noble pada akhirnya akan menyebut Left Behind sebagai “salah satu dari sepuluh buku terlaris di abad ke-20. Karena penjualan yang sedemikian melangit, keberhasilan di layar perak dan minat berkelanjutan hingga saat ini, para penulisnya telah memperluas proyek mereka, selangkah demi selangkah, dan pada akhirnya memantapkannya ke dalam satu seri dengan jumlah keseluruhan 16 buku. Yang mengagumkan, buku-buku ini telah meroket masuk ke dalam daftar buku terlaris dalam the New York Times, the Wall Street Journal, dan USA Today, telah memicu minat media secara nasional, dan bahkan LaHaye dan Jenkins telah diundang dalam sebuah acara wawancara dalam acara televisi Larry King Live. Yang luar biasa, buku-buku tersebut telah disebut sebagai “serial fiksi Kristen yang paling sukses yang pernah ada” oleh Publishers Weekly.

Penulis utamanya, Jerry Jenkins, adalah seorang pencerita ulung. Buku-buku Left Behind-nya adalah novel-novel fiksi yang menceritakan sebuah gambaran yang memikat tentang apa yang oleh orang banyak dipercaya dapat terjadi selama “hari-hari terakhir Bumi” ketika nubuatan-nubuatan Alkitab yang diceritakan dalam Kitab Wahyu pada akhirnya digenapi.

Novel-novel Left Behind dimulai dengan hilangnya secara tiba-tiba jutaan orang Kristen tanpa bekas (sebuah peristiwa yang disebut dengan Peristiwa Pengangkatan). Umat manusia yang tersisa, yang tertinggal di belakang, tiba-tiba terbangun dalam mimpi buruk ke dalam sebuah dunia yang menjadi gila. Mobil-mobil tanpa pengendara yang saling bertabrakan, pesawat-pesawat udara tanpa pilot yang bertumbukan, dan kepanikan seluruh dunia menyapu muka bumi ketika suatu periode akhir zaman yang terakhir yang disebut dengan “Masa Kesesakan” terjadi. Di tengah-tengah kekacauan yang tak terbayangkan, Nicolae Carpathia yang penuh misteri, yang mewakili Antikristus, muncul sebagai pemimpin dunia dengan janji-janji perdamaian. Carpathia menguasai PBB dan segera mendirikan satu pemerintahan sedunia. Namun tidak semua orang mengikuti si penipu akhir zaman ini. Sebuah kelompok orang-orang Kristen pasca-peristiwa pengangkatan, yang menyebut diri mereka “Pasukan Masa Kesesakan,” mengetahui penyamaran Nicolae dan memutuskan untuk melawan kuasanya yang penuh hipnotis. Pada akhirnya, dalam usaha terakhir untuk menguasai sepenuhnya atas dunia, Carpathia membukakan ujian kesetiaannya yang terakhir—sebuah biochip berteknologi tinggi (Tanda Binatang) yang harus dimasukkan ke dalam dahi dan tangan orang-orang yang tak terhitung banyaknya.

Sesungguhnya, “Left Behind sarat dengan ketegangan, aksi dan petualangan” (kutipan dari  sampul video LEFT BEHIND: Layar Perak). Baik dalam buku maupun film layar lebar (tiga film layar lebar Left Behind telah diproduksi sampai saat ini), drama ini mengikuti kehidupan tokoh-tokoh kunci tertentu yang, karena telah tertinggal dalam Peristiwa Pengangkatan, terpaksa melawan Antikristus dan Tanda mautnya. Sama seperti jutaan orang Amerika sekarang mengikuti kehidupan para aktor dan aktris opera sabun favorit mereka, demikianlah juga jutaan orang Kristen mengikuti kehidupan fiksi Rayford Steele, Buck Williams, Hattie Durham, Dr. Chaim Rosenweig, dan Nicolae Carpathia sementara saga Left Behind dikisahkan, buku demi buku, hingga saat utama terakhir yang baru-baru ini dikisahkan dalam buku ke-16, Kingdom Come: The Final Victory (Oktober 2007).

Kendati Left Behind adalah sepenuhnya imajinatif, kekuatan khususnya adalah terletak pada keyakinan yang melandasi fiksi tersebut yaitu fakta-fakta Alkitab tentang akhir zaman. Pengarangnya, LaHaye dan Jenkins benar-benar percaya bahwa banyak dari apa yang dikatakan dalam Left Behind sesungguhnya akan terjadi dan mereka dengan sungguh-sungguh berharap untuk menanamkan kesan kepada pembaca mereka agar mereka memilih Yesus Kristus segera sehingga mereka dapat pergi ke surga dalam Peristiwa Pengangkatan, selamat dari Masa Kesesakan, dan tentulah terhindar dari berhadapan dengan Antikristus dan Tanda iblisnya itu. Tidak diragukan lagi bahwa jutaan hati telah tersentuh oleh proyek ini, bahwa banyak yang telah dipengaruhi untuk menyerahkan kehidupan mereka kepada Yesus Kristus, dan bahwa orang banyak di mana saja dituntun untuk memikirkan secara lebih bersungguh-sungguh tentang kedatangan Tuhan kita. Bahkan anak-anak telah dipengaruhi oleh versi khusus dari buku-buku Left Behind untuk anak-anak. Sesungguhnya, pengaruh Left Behind telah mendunia. Buku-buku itu telah mempengaruhi baik kaum muda maupun tua.

Di balik kegembiraan atas kisah yang luar biasa populer ini, apakah mungkin bahwa ada sesuatu yang tidak benar di sana? Apakah mungkin bahwa di tengah-tengah fokus Left Behind tentang orang-orang yang hilang, kebenaran-kebenaran Alkitab yang terutama juga hilang? Bahkan yang lebih buruk lagi, apakah suatu awan penipuan yang tak terbayangkan telah berada di dalam dunia Kristen? Apa sesungguhnya kata Firman Allah tentang Peristiwa Pengangkatan, masa kesesakan, dan Antikristus? Kita perluh mengetahui nubuatan Alkitab secara utuh, atau tertipu!

Dalam resensi tentang Left Behind: The Movie oleh Barnes & Noble, dikatakan, “Dalam satu saat yang kacau balau, jutaan orang di seluruh dunia tiba-tiba menghilang. Kebingungan massal menyerang ketika kendaraan tiba-tiba tidak terkendali, kebakaran menjalar dan kepanikan menyebar ketika orang-orang yang masih hidup membelalak tak percaya dan merasa takut melihat tempat-tempat kosong di mana orang-orang terkasih mereka berada beberapa saat sebelumnya. Inilah peristiwa pengangkatan, tanda pertama yang memulai penyingkapan akhir zaman.”

Berita-berita utama koran diduga memberitakan: “Jutaan Menghilang Secara Misterius!” “Semua Anak-anak Hilang!” “Kekacauan Lalu lintas Akibat Pengemudi Sirna!” “Pesawat Bertabrakan, Kereta Api Bertubrukan ketika Pilot dan Masinis Hilang!” Dikatakan bahwa beberapa orang dalam Maskapai Amerika khawatir tentang perkara ini, sehingga mereka menginginkan setidaknya satu pilot bukan-Kristen terbang pada setiap penerbangan—untuk  berjaga-jaga!

Alkitab memang mengajarkan kebenaran yang memberi kegembiraan bahwa Yesus Kristus akan datang bagi umatNya. Yesus Sendiri berkata, “Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku” (Yohanes 14:3) saya sepenuhnya percaya akan perkataan ini, dan rindu bersiap-siap menyambut hari yang agung itu. Tidak diragukan lagi, ayat yang paling sering dikutip dari Alkitab sekarang digunakan untuk mendukung gagasan tentang suatu Peristiwa Pengangkatan terdapat dalam 1 Tesalonika 4:17: “sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa.” Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan. Tak terhitung banyaknya orang Kristen yang hafal ayat ini, dan ayat ini dikutip dalam LEFT BEHIND: The Movie. Paulus menulis bahwa umat yang percaya kepada Yesus Kristus suatu hari kelak “akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa.” Betapa indahnya! Ini akan menjadi kenyataan. “Peristiwa “beam me up, Scottie” (arahkanlah ke atas, Scottie), seperti dalam seri televisi Star Trek. Sebaliknya, ini akan menjadi amat nyata, dan tidak diperlukan pakaian luar angkasa atau topeng oksigen. Sementara saya benar-benar percaya akan kedatangan Yesus kembali, dan bahwa umat percaya pada suatu hari kelak akan “diangkat”, masih terdapat masalah-masalah utama dalam penafsiran yang hendak saya teliti. Perhatian pertama adalah adalah saat atau waktu kita akan “diangkat,” dan yang kedua berkenaan dengan sifat dari peristiwa itu sendiri.

Marilah saya jelaskan. Menurut kisah Left Behind, kedatangan Yesus Kristus kembali sesungguhnya terjadi dalam dua fase yang berbeda. Pertama, Yesus kembali secara diam-diam dan rahasia, tanpa diketahui oleh dunia. Pada saat itu, orang-orang Kristen akan “diangkat” atau mengalami pengangkatan, yang ditafsirkan sebagai “hilangnya secara tiba-tiba” jutaan orang di seluruh dunia. Umat manusia yang tersisa, yang telah tertinggal, kemudian mengalami periode selama tujuh tahun yang disebut dengan “Masa Kesesakan” (The Tribulation Force, sampul dalam, buku kedua dalam seri Left Behind). Selama masa Kesesakan ini, Antikristus  muncul untuk memaksakan tanda yang mematikan. Pada akhir dari masa tujuh tahun, Yesus kembali secara kasat mata dan semua mata akan memandang, sebuah peristiwa yang disebut dengan Kedatangan Kristus Kedua atau “Penampakan yang Penuh Kemuliaan.” Maka, menurut Left Behind, Yesus pertama-tama datang secara diam-diam untuk mengangkat orang-orang beriman, dan kemudian, tujuh tahun kemudian, Ia muncul secara nyata pada akhir dunia. Dengan sedikit variasi, urutan ini sekarang diterima dan dianut oleh jutaan orang Kristen yang percaya kepada Alkitab, sebagai suatu gambaran yang akurat tentang peristiwa-peristiwa akhir zaman.

Terdapat tiga pilar atau tiang penyangga utama yang berdiri pada ajaran ini, dan dapat dikatakan bahwa keseluruhan proyek Left Behind berlandaskan salah satu dari pilar tersebut.

Pilar 1:  Peristiwa Pengangkatan, ketika Gereja “diangkat” (1 Tesalonika 4:17) tidak terjadi pada Kedatangan Yesus Kedua secara kasat mata, melainkan tujuh tahun sebelumnya.

Pilar 2: Mereka yang ketinggalan dalam Peristiwa Pengangkatan akan memiliki kesempatan kedua selama tujuh tahun masa Kesesakan agar bisa selamat.

Pilar Ketiga: Gereja yang benar saat ini akan terhindar dari Masa Kesesakan dan tidak akan perlu menghadapi Antikristus dan Tandanya.

Sebelum kita lanjutkan, izinkanlah saya untuk mendaftarkan tiga alternatif logis yang memperjelas permasalahannya.

Alternatif 1: Peristiwa Pengangkatan, ketika Gereja “diangkat” (1 Tesalonika 4:17), benar-benar terjadi pada kedatangan Yesus Kristus Kedua secara kasat mata pada akhir dunia.

Alternatif 2: mereka yang tidak bersiap bagi pengangkatan orang-orang beriman yang benar pada Kedatangan Yesus Kristus Kedua tidak akan memiliki kesempatan kedua untuk selamat.

Alternatif 3: Gereja saat ini akan mengalami periode terakhir Masa Kesesakan di Bumi dan oleh karenanya harus mengalahkan Antikristus dan Tandanya untuk menjadi siap bagi Kedatangan Kristus Kedua Kali.

Dapatkah anda melihat betapa seriusnya permasalahan ini? Pandangan yang manakah yang benar—Ketiga pilar dalam Left Behind, atau ketiga alternatif yang logis ini? Apakah kata Alkitab?

Pengangkatan

Marilah kita mulai dengan Pilar 1. Peristiwa Pengangkatan tidak terjadi pada Kedatangan Yesus Kristus Kedua Kali. Sebagaimana yang telah saya sebutkan sebelumnya,ayat yang paling luas dikutip tentang Peristiwa Pengangkatan adalah terdapat dalam 1 Tesalonika 4:17. Di sana Paulus menuliskan, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa.” Meskipun kata “rapture” (peristiwa diangkat bersama-sama) tidak muncul di bagian lain dalam Alkitab, gagasan ini berasal dari kata “diangkat.” Sebuah perbandingan sederhana dari ayat 17 dengan ayat 15, “kita yang hidup, yang masih tinggal sampai kedatangan Tuhan,” menyatakan secara jelas bahwa orang-orang beriman akan “diangkat” pada kedatangan Tuhan kita.” Inilah kunci permasalah-annya—Pada kedatangan Tuhan yang mana? Akankah orang-orang beriman diangkat pada kedatangan Tuhan kita secara diam-diam dan rahasia, sebelum Masa Kesesakan, sebagaimana diajarkan dalam Left Behind; atau, akankah orang-orang beriman diangkat pada “Penampakan yang penuh Kemuliaan” dari Yesus Kristus yang amat nyata pada akhir dunia? Sebelum kita membaca seluruh konteksnya,  perlu disadari bahwa Paulus menggunakan kata Yunani yang sangat spesifik untuk “kedatangan” dalam ayat 15. Kata itu adalah “parousia”, yang dapat anda temukan dalam setiap konkordans. Anda mungkin agak sulit percaya akan seluruh penjelasan dari kata tersebut.

Pernahkah anda berkendaraan di jalan bebas hambatan tanpa menyadari betapa lajunya anda berkendara, dan kemudian ketika pada akhirnya anda melihat kepada spidometer anda, anda berkata kepada diri anda sendiri, “Saya melaju terlalu kencang dan harus menurunkan kecepatan!”? inilah yang kita perlu lakukan ketika kita mempelajari 1 Tesalonika 4. Kita harus menurunkan laju kecepatan dan melihat secara penuh. Sementara kita melakukan ini, kita akan menemukan kebenaran yang bukan saja jelas, melainkan juga mengejutkan. Sesungguhnya, implikasinya adalah tidak ada selain bencana alam. Tepat di antara ayat 15 dan 17, Paulus menulis, “Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit” (1 Tesalonika 4:16). Left Behind mendeskripsikan bahwa peristiwa ini adalah rahasia dan diam-diam, namun bukankah itu tampaknya lebih merupakan peristiwa yang nyata dan gegap gempita? Ada seruan, suara, dan serunai. Pernahkah anda mendengar suara serunai yang diam-diam? Sebagian orang bahkan menganggap 1 Tesalonika 4:16 sebagai ayat yang paling bising dalam Alkitab.

Sekarang marilah kita menggabungkan ayat 16 dan 17:

“Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan.” Sejujurnya, apakah anda melihat di dalam ayat-ayat ini sesuatu tentang orang-orang Kristen yang menghilang sebelum Masa Kesesakan? Apakah “diangkat” harus berarti “menghilang tanpa jejak”? Pada akhir kehidupanNya di bumi, Yesus Kristus juga “terangkatlah” (Kisah 1:9), namun ini bukan berarti bahwa Ia menghilang, meninggalkan pakaian-Nya di bumi. Sebaliknya, dalam pemandangan penuh dari para muridNya yang keheranan,“Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka” (Kisah 1:9). Sama seperti kenaikan Kristus adalah amat nyata, demikianlah juga perkataan Paulus tentang suatu seruan, suara dan serunai, kebangkitan, dan orang-orang beriman yang “diangkat” bersama-sama dalam awan tampaknya amat nyata. Yaitu, jika kita mengartikan ayat itu secara harafiah.

Marilah kita kembali kepada 1 Tesalonika dan memperhatikan konteks keseluruhannya: “sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan. Karena itu hiburkanlah seorang akan yang lain dengan perkataan-perkataan ini. Tetapi tentang zaman dan masa, saudara-saudara, tidak perlu dituliskan kepadamu, karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam. Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman — maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan, seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin — mereka pasti tidak akan luput” (4:16-5:3, penekanan ditambahkan).

Paulus mengatakan “hari Tuhan yang luar biasa ini” “seperti pencuri pada malam.” Produser Left Behind menafsirkan peristiwa ini sebagai kedatangan Yesus seperti pencuri diam-diam untuk mencuri orang-orang beriman keluar dari dunia sebelum Masa Kesesakan selama tujuh tahun—kemudian mobil-mobil tanpa pengemudi akan bertabrakan, pesawat tanpa pilot akan bertubrukan, dan bayi-bayi akan menghilang dari tempat tidur mereka. Kemudian, AntiKristus akan muncul, Tanda Binatang akan tiba, dan orang banyak akan memiliki kesempatan kedua untuk selamat. Film Kristen yang populer, A Thief in the Night, yang serupa dengan LEFT BEHIND: The Movie, juga menyampaikan pandangan ini. Namun apakah ini sesungguhnya yang dikatakan oleh Paulus?

Lagi, marilah kita melambat sejenak dan memperhatikan secara lebih seksama kepada spidometer Alkitab kita. Paulus menulis, “karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam. Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman — maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan,seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin — mereka pasti tidak akan luput.” (I Tesalonika 5:2,3). Apakah anda memahami apa yang sesungguhnya dikatakan oleh Paulus? Kedatangan Yesus seperti “pencuri pada malam” tidak berarti bahwa Ia akan datang dengan diam-diam dan tidak kelihatan untuk mencuri orang-orang beriman keluar dari dunia ini, sebagaimana yang diajarkan dalam Left Behind. Sebaliknya, ini berarti bahwa Ia akan datang tanpa disangka-sangka, membawa”kebinasaan” dengan tiba-tiba bagi yang tidak selamat. Maka peristiwa itu bukanlah kedatangan secara rahasia, melainkan secara tiba-tiba. Dan bagaimanakah dengan makhluk yang tidak bersedia diberikan kesempatan kedua agar selamat? Paulus secara jelas menjawab pertanyaan ini ketika ia menulis, mereka pasti tidak akan luput.” (ayat 3).

Maka, dari penelitian yang mendalam terhadap ayat yang paling luas dikutip dalam Alkitab yang digunakan untuk mendukung gagasan Left Behind tentang kedatangan Yesus Kristus kembali secara diam-diam, tentang orang-orang Kristen yang tiba-tiba menghilang, dan tentang orang-orang yang memperoleh kesempatan kedua selama masa Kesesakan Besar, sesungguhnya ayat itu tidak menyatakan demikian. Paulus berkata bahwa Yesus akan turun dari Surga secara harafiah dengan seruan nyaring, suara yang keras, dan dengan tiupan serunai. ”Hari Tuhan” yang agung ini akan tiba tanpa disangka-sangka oleh semua orang yang sesat seperti pencuri pada malam, yang menyebabkan “tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan.” Rasul Petrus juga menulis tentang kedatangan Yesus Kristus yang sama seperti seorang pencuri: “Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap’ (2 Petrus 3:10). Menurut Petrus, kedatangan Yesus kembali seperti seorang pencuri adalah sama sekali bukan sebuah peristiwa diam-diam dan rahasia sebelum periode Kesukaran selama tujuh tahun. Sebaliknya, hari itu tiba secara tiba-tiba, dengan “gemuruh yang dahsyat” dan secara jelas berhubungan dengan akhir dunia. Satu keretakan besar mulai terjadi pada Pilar 1.

Sekarang marilah kita kembali kepada kata Yunani yang misterius itu, “parousia.” Tidak ada keraguan lagi bahwa Paulus menggunakan kata ini untuk menggambarkan kedatangan Yesus di mana orang-orang beriman akan “diangkat” (1 Tesalonika 4:15-17). Kata Yunani yang sama juga digunakan dalam pekabaran akhir zaman yang diberikan oleh Yesus Kristus Sendiri dalam Matius 24, sehingga kita perlu memperhatikannya. Pada hari yang penuh kenangan itu, “Ketika Yesus duduk di atas Bukit Zaitun, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya untuk bercakap-cakap sendirian dengan Dia. Kata mereka: “Katakanlah kepada kami, bilamanakah itu akan terjadi dan apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia?” (Matius 24:3). Kata Yunani dalam ayat 3 untuk “kedatangan” adalah “parousia.” Para murid menghubungkan “kedatangan” atau “parousia” ini dengan “kesudahan dunia” dan mereka sangat ingin mengetahui lebih lanjut tentang peristiwa ini.

Tanggapan langsung dari Yesus adalah: “Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu! Kekuatan dari pemikiran ini seharusnya memukul kita seperti sebuah topan. Mengapa? Karena ini jelas-jelas mengimplikasikan bahwa ketika membahas perkara “kedatangan” atau “parousia” Yesus Kristus dan kesudahan dunia, akan ada banyak tipuan di sekeliling kita. Dan yang lebih dramatis adalah bahwa Yesus memberikan bendera peringatan “Jangan ada yang menyesatkan kamu” sebanyak empat kali dalam satu khotbah ini (Matius 24: 4, 5, 11, 24). Orang mungkin menganggap bahwa tipuan-tipuan di akhir zaman pada suatu hari kelak akan menyapu Planet Bumi seperti sebuah gelombang pasang raksasa. Satu-satunya jalan untuk menghindarkan diri dari sapuan laut kepalsuan yang berpusaran ini adalah memperhatikan secara seksama kepada perkataan Yesus Kristus.

Tuhan kita melanjutkan, 24:24 Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga” (Matius 24:24). Di sini Yesus mengatakan bahwa tipuan-tipuan Setan pada akhirnya akan menjadi begitu halus dan kuat sehingga hanya “orang-orang pilihan” saja yang dapat lolos. Namun siapakah ‘orang-orang pilihan” ini? Berdasarkan konteksnya, mereka tentulah sekelompok orang yang mengenal Yesus Kristus dan Alkitab begitu baik sehingga iblis tidak dapat menyesatkan mereka. Ayat 31 juga menyatakan kepada kita bahwa “orang-orang pilihan” adalah mereka yang siap bagi kedatangan Yesus Kristus kembali.

Segera setelah peringatan tentang nabi-nabi palsu yang penuh tipu daya dan penipuan itu, Yesus Kristus berkata, “Jadi, apabila orang berkata kepadamu: Lihat, Ia ada di padang gurun, janganlah kamu pergi ke situ; atau: Lihat, Ia ada di dalam bilik, janganlah kamu percaya. Sebab sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia.” (Matius 24:26, 27). Di sini Yesus menarik suatu perbandingan yang amat tajam antara pandangan-pandangan yang salah tentang kedatanganNya kembali dan kebenaran. Ketika berbicara tentang pandangan-pandangan yang salah, jangan meninggalkan kata kecil ‘rahasia.” Yesus secara nyata memperingatkan bahwa orang banyak akan “berkata” secara salah bahwa kedatanganNya akan tiba secara “rahasia.” Sesungguhnya, berdasarkan konteksnya, kita menemukan bahwa ini akan menjadi salah satu dari tipuan-tipuan yang kuat yang hanya orang-orang pilihan Tuhan yang setia yang dapat menghindarkannya. Maka, bagaimanakah seharusnya kita merespon ketika orang berkata bahwa kedatangan Yesus akan terjadi secara rahasia?  Jawaban Yesus adalah tegas. Yesus berkata, “Janganlah kamu percaya”! Mengapa? “Sebab sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia.”

Amat jauh berbeda dengan peristiwa rahasia, kedatangan Yesus Kristus akan terjadi seperti pancaran terang benderang dari jutaan kilat yang memancar di langit. Dapatkah anda menebak apa kata Yunani yang digunakan Matius untuk “kedatangan” dalam ayat 27? Kata itu adalah “parousia,” kata yang sama yang digunakan oleh Paulus dalam 1 Tesalonika 4:15-17 dalam penggambarannya tentang kedatangan Yesus di mana orang-orang beriman akan “diangkat.” Dalam banyak film laga Hollywood, beberapa file diberi label “Top Secret” (Amat Rahasia), namun ketika berbicara tentang kebenaran Alkitab tentang “kedatangan” atau “parousia” Yesus Kristus, kedatangan ini sama sekali bukan “rahasia.” Keretakan pada Pilar 1 semakin membesar.

Paulus secara nyata mengatakan bahwa peristiwa pengangkatan akan terjadi pada “kedatangan” atau “parousia” Yesus Kristus (1 Tesalonika 4:15-17). Yesus Sendiri mengatakan bahwa kedatanganNya akan serupa dengan pancaran terang benderang dari kilatan-kilatan listrik yang memancar di angkasa. Para murid menghubungan “kedatangan” atau “parousia” yang sama ini dengan “kesudahan dunia,” dan mereka menanyakan kepada Yesus apakah “tanda” utama dari “kedatangan ini” (Matius 24:3). Setelah memberikan peringatan tentang gagasan dan tipuan tentang kedatangan ”rahasia”, Yesus pada akhirnya menjawab pertanyaan ini dengan menyingkapkan tirai sejarah dan sepenuhnya membukakan seperti apa “kedatangan” atau “parousia” Yesus yang merupakan kehancuran yang tak terbayangkan: “Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya.  Dan Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikat-Nya dengan meniup sangkakala yang dahsyat bunyinya dan mereka akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi, dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain” (Matius 24:30, 31).

Penggambaran oleh Kristus sendiri tentang kedatanganNya melibatkan dentuman yang lebih besar daripada teori Big Bang evolusioner yang amat spekulatif. Yesus mengatakan bahwa “kedatangan” atau “parousia”-Nya, ketika orang-orang beriman “akan diangkat bersama-sama” adalah peristiwa yang amat nyata pada pemandangan “semua bangsa di bumi.” Seluruh umat manusia yang heran secara harafiah “akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya.” Tidak akan ada seorangpun yang ketinggalan dalam menyaksikan peristiwa itu, dan tidak akan ada orang yang terbangun keesokan harinya bertanya-tanya ke manakah orang-orang Kristen telah pergi. Pada hari besar itu, semua orang yang tidak selamat, akan “meratap.” Mengapa? Bukan karena kekasih hati mereka telah menghilang tanpa bekas, melainkan karena Yesus Kristus tiba-tiba muncul, dan sekarang kehidupan mereka yang penuh dosa dan pesta pora telah berakhir. Dan sekali lagi, ini adalah sebuah peristiwa yang sangat keras dan bising yang melibatkan gema tiupan “sangkakala yang dahsyat bunyinya” di seluruh penjuru langit. Ketika dentuman keras itu terdengar, miliaran malaikat yang bersinar terang akan turun dan mengelilingi bumi untuk “mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi.” Maka, demikianlah orang-orang beriman akan “diangkat bersama-sama” ke angkasa. Sekarang perhatikanlah bagian ini. Ini adalah unsur-unsur yang sama yang dituliskan oleh Paulus dalam 1 Tesalonika 4:17!

Baik dalam Matius 24:30,31 maupun  dalam 1 Tesalonika 4:16, 17, kita membaca tentang awan-awan, suara keras, sangkakala, dikumpulkan bersama-sama, dan orang-orang beriman diangkat ke angkasa. Setiap konkordans akan menunjukkan kepada anda bahwa kedua bacaan ini menunjuk kepada “kedatangan” atau “parousia” Yesus Kristus. Dalam Matius 24:27, 30, 31, “kedatangan” atau “parousia” ini sudah pasti diterapkan kepada “KedatanganNya yang penuh kemuliaan.” Karena kita akan “diangkat bersama-sama,” marilah kita menggabungkan bagian-bagian yang mengejutkan ini. Kesimpulannya adalah tidak terhindarkan, tak dapat ditunda, dan tidak dapat ditolak. Orang-orang beriman akan “diangkat” pada Kedatangan Kedua Yesus Kristus yang penuh kemuliaan dan amat kasat mata!

Dalam Matius 24, setelah menggambarkan “KedatanganNya yang penuh Kemuliaan,” Yesus melanjutkan:

“Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa sendiri.” “Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, dan mereka tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua, demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. Pada waktu itu kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan; kalau ada dua orang perempuan sedang memutar batu kilangan, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan. Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang. Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pada waktu mana pada malam hari pencuri akan datang, sudahlah pasti ia berjaga-jaga, dan tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga.” (Matius 24:36-44)

Di sini Yesus menyejajarkan kedatanganNya kembali dengan turunnya secara tiba-tiba miliaran ton air ke atas orang-orang jahat di zaman Nuh. Orang-orang di masa itu menganggap Nuh sebagai seorang tua yang gila, hingga “air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua, demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia.” (Matius 24:39). Dapatkah anda menebak kata Yunani apa yang digunakan disini untuk “kedatangan”? Jangan percaya kepada perkataan saya, lihatlah sendiri pada konkordans anda. Kata itu adalah “parousia,” seperti yang telah kita buktikan sebelumnya, secara jelas digunakan untuk “Kedatangan yang penuh Kemuliaan” yang kasat mata dari Yesus Kristus. Sekarang perhatikanlah, segera setelah kata “parousia” digunakan dalam ayat 39, Yesus melanjutkan: ‘Pada waktu itu kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.” Ayat ini barangkali adalah yang kedua yang paling banyak dikutip dari Alkitab yang sekarang digunakan untuk mendukung gagasan Left Behind tentang peristiwa pengangkatan diam-diam sebelum Masa Kesesakan . Seandainya, ketika ayat ini digenapi, mereka yang “dibawa” akan menghilang tanpa jejak, meninggalkan hanya pakaian, sepatu, gigi palsu, dan cincin kawin mereka, sementara mereka yang “ditinggalkan” harus menjalani Masa Kesesakan, menghadapi Antikristus dan Tanda Binatang-nya. Namun,apakah ini sesungguhnya yang dikatakan oleh Yesus?

Jawaban yang benar terhadap pertanyaan ini tidak akan diperoleh dengan hanya bergantung kepada interpretasi orang lain. Sesungguhnya, tidaklah pernah aman untuk bersandar sepenuhnya kepada siapapun. Orang-orang Kristen tidak pernah boleh diajarkan untuk bergantung sepenuhnya kepada Tim LaHaye, Jerry Jenkins, atau guru populer lainnya, termasuk Steve Wohlberg. Kita semua harus membuka Alkitab, membuka konkordans, dan menemukan sendiri kebenaran itu. Jikalau anda mau melakukan ini, maka inilah yang pasti akan anda temukan—orang-orang beriman akan “diangkat” (ayat 40) pada “kedatangan” atau “parousia” (ayat 39) yang secara jelas digunakan di dalam Alkitab untuk menunjuk kepada Kedatangan Kedua Yesus Kristus yang mulia, kasat mata dan diiringi suara keras pada kesudahan dunia (Matius 24:3, 27, 30, 31, 39).

Pada dasarnya Yesus mengatakan, “Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh” (ayat 39-39). Sekarang pikirkanlah. Apakah Nuh dan keluarganya menghilang sebelum air bah? Tidak, mereka kelihatan masuk ke dalam bahtera. Dan bagaimanakah dengan mereka yang tertinggal di belakang setelah pintu bahtera ditutup? Apakah mereka memiliki kesempatan kedua? Juga tidak. Bagaimanakah mereka tertinggal? Mereka tertinggal dalam keadaan mati; mereka tidak dapat menyelamatkan diri. Setelah mengatakan, “air bah itu datang dan melenyapkan mereka,” Yesus menegaskan maksudNya, “demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan [“parousia”] Anak Manusia” (ayat 39). Dan kemudian, tanpa terputus, Kristus mengatakan, “Pada waktu itu kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan” (ayat 40). Dengan analisis yang seksama, perkataan ini tidak memberikan kesempatan bagi kehidupan berkelanjutan seperti dalam film LEFT BEHIND oleh Steele dan Williams selama Masa Kesesakan Besar setelah Peristiwa Pengangkatan. Mengapa tidak? Karena mereka yang “dibawa” adalah terjadi pada saat “kedatangan” atau”parousia” yang terjadi pada Kedatangan Yesus Kristus Yang Kedua.

Segera setelah mengatakan,“kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan,” Raja Surga kemudian membandingkan KedatanganNya Kedua dengan kedatangan tiba-tiba seorang pencuri di tengah malam, sama seperti Paulus katakan dalam 1 Tesalonika 5:2,3. Yesus berkata, “Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pada waktu mana pada malam hari pencuri akan datang, sudahlah pasti ia berjaga-jaga, dan tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga.”(Matius 24:43, 44). “Berjaga-jaga” bukan berarti menghabiskan jam-jam tanpa akhir di depan televisi,  juga bukan berarti menonton film populer tentang akhir zaman yang mungkin menyimpang daripada kebenaran yang lurus. Sebaliknya, ini berarti bersiap siaga terhadap penipuan.

Matius 24 dan 1 Tesalonika 4 dan 5 saling bersesuaian seperti halnya Adam dan Hawa sebelum mereka berdosa. Kedua bacaan ini menggambarkan kedatangan kembali Yesus Kristus di awan-awan yang bising, keras, sangat tampak nyata, diiringi suara serunai yang keras, yang kemuliaannya tak terbayangkan. Kedua bacaan ini menggambarkan orang yang terbawa dan terangkat ke udara. Keduanya juga menyatakan bahwa hari itu akan datang dengan tiba-tiba seperti pencuri kepada orang berdosa yang tertidur lelap. Di zaman Nuh, ketika milyaran ton air datang tercurah, tidak ada kesempatan kedua, bagi orang-orang di luar bahtera. Paulus mengatakan bahwa orang-orang yang sesat “tidak selamat.” Dan baik Paulus maupun Matius menggunakan istilah yang persis sama dalam bahasa Yunani untuk menggambarkan “hari Tuhan” yang agung, luar biasa dan penuh kuasa ini. Periksa saja dalam konkordans anda. Kata yang digunakan adalah “parousia”, yang secara jelas mengacu kepada Kedatangan Yesus Kristus Kedua. Orang-orang beriman didesak untuk berjaga, bersiap, dan menghindari segala tipu daya setan yang halus.

Bagaimanakah dengan Peristiwa Pengangkatan tiba-tiba yang terjadi “dalam sekejap mata”? Ini barangkali bacaan ketiga yang paling banyak dikutip dari Alkitab yang sekarang digunakan untuk mendukung gagasan hilangnya orang-orang Kristen secara tiba-tiba sebelum Masa Kesesakan Besar. Kita sebelumnya telah melihat secara perlahan-lahan ke dalam spidometer Alkitab kita, namun kali ini kita harus bergegas. Paulus menuliskan, “Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah, dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah.” (1 Korintus 15:51, 52, penekanan ditambahkan). Apakah Paulus mengatakan bahwa orang-orang beriman akan menghilang secara misterius dari muka bumi sebelum Masa Kesesakan, sementara orang-orang terkasih mereka mengedipkan matanya? Tidak sama sekali! Ia mengatakan bahwa orang yang telah mati akan dibangkitkan dan tubuh kita akan diubahkan “dalam sekejap mata.” Namun, kapankah “sekejap mata” ini terjadi? Jawaban Paulus adalah jelas. Itu akan terjadi pada waktu bunyi nafiri yang terakhir,” ketika “nafiri akan berbunyi yaitu ketika akhir dunia. Ini adalah “suara nafiri” yang sama yang dikatakan Yesus akan terdengar pada saat KedatanganNya Kedua! (Matius 24:31). Pilar 1 retak dan runtuh.

Kesempatan Kedua?

Seperti yang telah kita perhatikan sebelumnya, Pilar 2 yang mendukung proyek Left Behind adalah teori bahwa mereka yang tertinggal dalam Peristiwa Pengangkatan akan memiliki kesempatan kedua untuk diselamatkan selama Masa Kesesakan. Jikalau anda merenungkan gagasan ini, ini adalah berbahaya. Sebagian orang dapat mencari alasan, “Jikalau memang ada Peristiwa Pengangkatan, kemudian saya akan yakin bahwa Tuhan adalah nyata. Saat itu mungkin sulit, namun saya masih bisa bergabung dengan Pasukan Masa Kesesakan selama masa tujuh tahun. Bahkan kalaupun si Antikristus hendak membunuh saya, saya akan melawan Tandanya.” Sementara mendukung sikap tolol ini bukanlah maksud Left Behind, orang dapat dengan mudah mengambil posisi “tunggu dan lihat saja,” dan menunda-nunda membuat keputusan untuk mengikut Yesus Kristus. Namun Paulus menulis bahwa semua orang yang tidak sepenuhnya berada di sisi Tuhan ketika orang-orang percaya “diangkat bersama-sama … tidak akan luput” (1 Tesalonika 4:17; 5:3), dan tidak ada kesempatan kedua di zaman Nuh. Setelah pintu bahtera ditutup, semua usaha yang penuh keputusasaan untuk masuk ke dalam bahtera adalah sia-sia. Maka Pilar 2 menjadi seperti seseorang didiagnosa menderita kanker—mereka mendapat masalah yang amat serius.

Jikalau Pilar 1 dan 2 yang mendukung proyek Left Behind adalah salah, dan jikalau alternatif logis tentang Gereja “diangkat” pada saat Kedatangan Yesus Kristus Kedua adalah benar, maka ini berarti bahwa Gereja saat ini ditakdirkan untuk mengalami Masa Kesesakan, bukannya menghilang sebelum masa itu tiba. Namun orang-orang Kristen sering menolak kesimpulan ini dengan pendapat, “Tuhan tidak akan mengizinkan kita mengalami Masa Kesesakan karena Ia amat mengasihi kita!” Namun coba pikirkan. Apakah Ia lebih mengasihi kita daripada Pasukan Masa Kesesakan setelah Peristiwa Pengangkatan? Tentu saja tidak. Lalu mengapa Ia membiarkan mereka mengalami masa seperti itu? Mungkinkah bahwa doktrin menghindari Masa Kesesakan hanyalah mendukung kecenderungan-kecenderungan orang Amerika kelas menengah? Kita menyukai kenyamanan dan benci melalui masa pencobaan, dan kita hampir tidak dapat menahankannya ketika gaya hidup makan malam di depan TV kita menjadi terancam. Namun dari sejarahnya, umat Tuhan telah melalui masa penderitaan yang amat berat. Semua murid Yesus, kecuali Yohanes, dibunuh secara kejam. Ribuan orang Kristen mula-mula benar-benar dicabik-cabik oleh anjing-anjing liar dan singa-singa di dalam Koloseum. Jutaan lainnya disiksa secara mengerikan oleh Inkuisisi dan dibakar habis selama Zaman Kegelapan. Orang-orang percaya di Rusia dan Cina telah amat menderita di bawah Komunisme, namun orang-orang Kristen di Amerika berkata, “Tuhan tidak akan membiarkan kita mengalami Masa Kesesakan ”!

Masa Kesesakan

Tentang topik “Masa Kesesakan”, konkordans sekali lagi sangat membantu. Jikalau anda melihat kata “tribulation” (masa kesesakan), dalam Strong’s atau Young’s Concordance, anda akan terperanjat menemukan bahwa hampir setiap acuan menggambarkan penderitaan orang-orang beriman. Yesus mengatakan kepada para pengikutNya, “Dalam dunia kamu menderita penganiayaan (tribulation)”(Yohanes 16:33). Paulus mengatakan kepada orang-orang percaya mula-mula, “bahwa untuk masuk kedalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara (tribulation)” (Kisah 14:22). Paulus menulis kepada Jemaat di Tesalonika, “kami sendiri bermegah tentang kamu karena ketabahanmu dan imanmu dalam segala penganiayaan dan penindasan (tribulation) yang kamu derita” (2 Tesalonika 1:4). Di pulau Patmos yang sepi, Yohanes adalah “saudara dan sekutumu dalam kesusahan (tribulation)” (Wahyu 1:9). Yesus mengatakan kepada Jemaat di Smirna, “Aku tahu kesusahanmu (tribulation) dan kemiskinanmu” (Wahyu 2:9). Dalam ayat-ayat Alkitab di atas, gagasan tentang orang-orang Kristen yang luput dari aniaya tampaknya seperti ilusi dan fantasi.

Sebagian orang Kristen mungkin menjawab, “Ya, tetapi ayat-ayat itu berbicara tentang “kesusahan”, bukan “Masa Kesesakan.” Namun pikirkanlah. Jikalau sebagian besar ayat-ayat tentang Masa Kesesakan di dalam Alkitab menyatakan apa yang dialami oleh orang-orang beriman, mengapakah Firman Tuhan tiba-tiba berganti arah dengan mengajarkan bahwa “Masa Kesesakan” adalah sesuatu yang tidak akan dialami oleh orang Kristen? Bahkan dalam Left Behind, ada orang-orang Kristen yang benar-benar mengalami “Masa Kesesakan” (Pasukan Masa Kesesakan), maka pandangan bahwa orang-orang Kristen mengalami masa ini adalah tidak terlalu asing.

Banyak juga orang Kristen yang berpendapat, “Jikalau Gereja akan mengalami Masa Kesesakan, lalu mengapa Gereja setelah Wahyu 4 tidak disebutkan mengalaminya?” Marilah kita melihat lebih dekat. Dalam Wahyu 4:1, Yohanes disuruh, “Naiklah kemari.” Ini disimpulkan sebagai Peristiwa Pengangkatan, dan mereka mengira bahwa Gereja tidak disebutkan lagi. Pertama-tama, Yohanes sesungguhnya tidak pergi ke surga dalam Wahyu 4:1, ia hanya diangkat dalam khayal, sementara kakinya masih berpijak di Patmos. Kedua, Gereja ada di bumi stelah Wahyu 4. Bagaimanakah kita tahu hal ini? Karena Alkitab mengatakan bahwa Antikristus akan “berperang melawan orang-orang kudus” (13:7), kemudian kita membaca tentang “iman orang-orang kudus’ (13:10), dan kemudian, selama krisis Tanda Binatang, Wahyu menyebutkan tentang  “ketekunan orang-orang kudus” yang memiliki “iman kepada Yesus” (14:12). Sebagian orang mungkin menjawab, “Ya, itu adalah orang-orang kudus Masa Kesesakan setelah Peristiwa Pengangkatan, bukan Gereja.” Namun pikirkanlah ini. Paulus menulis dalam surat-suratnya dalam Perjanjian Baru kepada “semua Jemaat orang-orang kudus” (1 Korintus 14:33).  Apakah artinya ini? Ini berarti bahwa di mana ada orang-orang kudus, di sana terdapat Jemaat (Gereja)! Bahkan jikalau orang-orang kudus yang disebutkan dalam Wahyu 13 dan 14 hanyalah orang-orang kudus pada Masa Kesesakan setelah Peristiwa Pengangkatan, bukankah mereka juga adalah orang-orang beriman di dalam Yesus Kristus, adalah juga Gereja?

Left Behind mengajarkan bahwa Gereja tidak ada di sini untuk Harmagedon. Apakah ini benar? Kata “Harmagedon” terdapat dalam Wahyu 16:16, yaitu bab besar tentang kecurahan tujuh bala terakhir. Segera sebelum ayat 16, selama masa tujuh bala terakhir, Yesus Kristus mengumumkan, “Lihatlah, Aku datang seperti pencuri. Berbahagialah dia, yang berjaga-jaga dan yang memperhatikan pakaiannya, supaya ia jangan berjalan dengan telanjang dan jangan kelihatan kemaluannya.” Lalu ia mengumpulkan mereka di tempat, yang dalam bahasa Ibrani disebut Harmagedon.” (Wahyu 16:15, 16). Apakah anda mengerti? Siapakah yang diajak berbicara oleh Yesus? Gereja! Pada ayat 15, sementara tujuh bala dicurahkan, yang terjadi tepat pada Masa Kesesakan, dan sebelum peperangan Harmagedon, Yesus Kristus belum datang seperti pencuri! Maka Ia pastilah datang seperti pencuri pada saat Harmagedon, setelah Masa Kesesakan, dan ini pastilah saat ketika Ia datang untuk mengumpulkan GerejaNya.

Layaknya seorang Pejabat Pemimpin yang baik, Paulus mendorong para prajurit salib, “Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu” (Efesus 6:13). Bagaimanakah kita dapat berdiri pada “hari yang jahat itu” jika sebelumnya kita telah menghilang?  Yesus Kristus juga berkata, “Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat” (Matius 24:13). Jadi berapa lamakah kita harus bertahan? Sampai pada kesudahannya! Namun Kristus akan bersama kita, itulah sebabnya Ia berjanji, “Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” Matius 28:20).  Kita dapat mempercayai perkataan-Nya ini.

Jikalau semua yang ada dalam buku ini adalah benar, lalu bagaimana dengan masa “tujuh tahun”? Konsep periode tujuh tahun Masa Kesesakan sesungguhnya adalah landasan pokok dari seluruh skenario Left Behind. Ingatlah, teori ini menyatakan bahwa Peristiwa Pengangkatan pertama terjadi, dan diikuti oleh tujuh tahun Masa Kesesakan. Salah satu dari novel Left Behind menyatakan, “Peristiwa menghilang itu telah mendorong terjadinya periode tujuh tahun Masa Kesesakan (The Tribulation Force, sampul dalam). Dalam novel yang lain kita membaca, “itu adalah titik tengah dari Masa Kesesakan selama tujuh tahun (The Indwelling, sampul dalam). Maka, seri buku Kristen terlaris versi Majalah New York Times dan Wall Street Journal sekarang disetujui oleh para pemimpin Kristen terpandang di seluruh negeri, yang dibangun sepenuhnya di atas kerangka tujuh tahun ini.

Ayat Alkitab The Great Granddaddy untuk seluruh teori Masa Kesesakan tujuh tahun adalah Daniel 9:27. Ayat ini adalah ayat yang pertama kali dikutip dalam LEFT BEHIND: The Movie. Beginilah bunyi ayat itu: “Raja itu akan membuat perjanjian itu menjadi berat bagi banyak orang selama satu kali tujuh masa [one week, satu minggu]. Pada pertengahan tujuh masa itu ia akan menghentikan korban sembelihan dan korban santapan… “Satu hari dalam nubuatan mewakili satu tahun (Bilangan 14:34, Yehezkiel 4:6), maka periode “tujuh masa” [satu minggu] sesungguhnya mewakili tujuh tahun. Jutaan orang sekarang menerapkan ini untuk satu periode tujuh tahun Masa Kesesakan. “Raja itu” diartikan sebagai Antikristus yang akan membuat perjanjian dengan bangsa Yahudi selama Masa Kesesakan. Buku 6 dari seri novel LEFT BEHIND  berjudul Assassins (Pembunuhan). Subjudulnya berbunyi: Assignment: Yerusalem, Target: Antichrist.” (Tugas: Yerusalem, Sasaran: Antikristus). Fokusnya adalah “titik tengah dari perjanjian perlindungan tujuh tahun antara Masyarakat Dunia dengan Israel.” (hlm. 302).

Menurut Left Behind, segera setelah Peristiwa Pengangkatan, Antikristus akan membuat “perjanjian pengamanan selama tujuh tahun dengan Israel.” Namun saya bertanya-tanya bagaimana caranya ia dapat mencapai ini secara begitu cepat segera setelah saat Pengangkatan, karena bukankah ia membutuhkan waktu beberapa lama untuk memperoleh kekuasaan? Bagian intrinsik dari kisah ini adalah teori bahwa, selama Masa Kesesakan, bait suci Yahudi akan dibangun kembali dan korban sembelihan akan diadakan kembali (tentang perihal ini akan dibahas lagi kemudian). Dianggap, setengah jalan menuju Masa Kesesakan, Antikristus akan melanggar “perjanjian pengamanannya” dengan bangsa Yahudi dan menghentikan korban sembelihan, sehingga dengan demikian “menghentikan” upacara itu. Inilah penafsiran tentang Daniel 9:27 menurut jutaan orang Kristen saat ini.

Apa yang tidak disadari oleh banyak orang adalah bahwa ada penafsiran lain yang lebih masuk akal yang amat berbeda. Bukan saja pandangan alternatif ini yang didukung banyak ayat Alkitab, melainkan juga telah diajarkan di masa lalu oleh banyak pengajar-pengajar Alkitab yang dapat dipercaya, yang telah menulis komentar-komentar yang dihormati, yang sekarang ada di dalam perpustakaan para pendeta di seluruh Amerika. Salah satu contoh adalah Bible Commentary oleh Matthew Henry yang terkenal di dunia. Yang mengejutkan adalah bahwa tulisan ini sama sekali tidak menerapkan Daniel 9:27 kepada Antikristus, juga tidak menerapkan “satu minggu (tujuh masa)” kepada Masa Kesesakan selama tujuh tahun setelah Pengangkatan. Sebaliknya, ayat itu diterapkan kepada Yesus Kristus, yang, setelah masa tiga setengah tahun pelayananNya yang penuh kasih, mati “pada pertengahan tujuh masa itu”, yang pada akhirnya menghentikan upacara korban sembelihan itu.

Berikut ini adalah kutipan dari Komentar Matthew Henry yang terkenal itu: “Dengan mengorbankan diriNya sebagai korban sembelihan sekali untuk semua Ia [Yesus] akan mengakhiri seluruh korban sembelihan dalam kitab Lewi.”1 Komentar Alkitab yang terbaik lainnya ditulis oleh seorang dari Gereja Metodis Inggris, Adam Clarke, “Pengesahan dari perjanjian ini harus terjadi dalam pelayanan Yohanes Pembaptis dengan Tuhan kita, yang memahami istilah tujuh masa, yang dalam masa itu ia dikatakan mengesahkan atau meratifikasi perjanjian baru dengan umat manusia.”2 Berikut ini satu kutipan lagi dari komentar yang amat dihormati dari Jamieson, Fausset dan Brown: “Ia akan mengesahkan perjanjian itu—Kristus. Pengesahan perjanjian ini ditugaskan kepadaNya.”3 Seluruh komentar di atas sekarang tersedia secara elektronik dalam Jejaring sedunia (WWW), sehingga anda sendiri dapat dengan mudah mengecek kepustakaan ini. 

Pandangan manakah yang benar—pandangan yang disampaikan dalam Left Behind, atau yang digambarkan dalam komentar-komentar kuno tersebut? Apakah Daniel 9:27 diterapkan kepada periode tujuh tahun Masa Kesesakan di masa depan, atau apakah itu telah digenapi oleh Yesus 2000 tahun yang lalu? Satu-satunya jalan untuk mengetahuinya adalah dengan memperhatikan secara seksama Daniel 9:27 itu sendiri. Firman Tuhan berkata: “Raja itu akan membuat perjanjian itu menjadi berat bagi banyak orang.” Sekarang perhatikanlah berikut ini. Yesus Sendiri berkata, “Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa” (Matius 26:28). Perhatikanlah ketepatan kedua ayat ini! Keduanya menggunakan kata-kata “perjanjian” dan “banyak orang”. Ajaran yang populer mengatakan bahwa Antikristus akan membuat suatu perjanjian atau “perjanjian pengamanan” dengan bangsa Yahudi dan kemudian melanggarnya setelah masa tiga setengah tahun, namun sesungguhnya Alkitab mengatakan: “Raja itu akan membuat perjanjian itu menjadi berat bagi banyak orang selama tujuh masa.” Jadi Dialah yang mengesahkan perjanjian itu selama tujuh tahun, bukan melanggarnya! Dan itu bukan semata-mata “suatu perjanjian” sebagaimana yang umumnya dipahami. Bukan! Itu adalah “perjanjian” yang diterapkan kepada Perjanjian Baru. Tuhan kita Yesus Kristus adalah Dia yang melaluinya “janji yang sebelumnya telah disahkan Allah” (Galatia 3:17, lihat juga Roma 15:8). “pada pertengahan tujuh masa itu”, setelah tiga setengah tahun, Yesus menyerahkan nyawaNya bagi kita, yang “menghentikan korban sembelihan dan korban santapan.” Dialah korban yang terakhir. Tidak ada korban sembelihan lagi yang harus dipersembahkan. Titik. (Ibrani 10:12).

Dalam salah satu dari buku saya yang lain, Exploding the Israel Deception, Bab 5 berjudul “Minggu ke-70 dari Khayal Daniel.” Dalam buku itu saya memberikan lebih banyak alasan yang lebih kuat mengapa Daniel 9:27 yang tidak berlaku bagi Antikristus sama sekali, melainkan kepada Yesus Kristus semata. Kenyataannya adalah, keseluruhan gagasan Left Behind tentang periode tujuh tahun Masa Kesesakan setelah Pengangkatan adalah sebuah ilusi besar, sebuah mega-mitos yang luar biasa. Di dalam sejarah ini mungkin termasuk Kesalahan Penafsiran Penginjilan Terbesar Sepanjang Masa! Konsep secara keseluruhan adalah seperti sebuah gelembung raksasa. Sekali Daniel 9:27 dipahami secara benar, dan jarum kebenaran yang berujung tajam ditusukkan, maka “meletuslah gagasan tentang masa tujuh tahun itu!”

Lepas Dari Ketakutan

Saya ingin menutup bab ini dengan membahas tentang Pilar ke-3 yang sekarang mendukung bangunan Left Behind—Gereja saat ini akan selamat dari Masa Kesesakan dan tidak akan perlu menghadapi Antikristus dan Tanda Binatang. Inilah yang Terbesar, dan di sinilah emosi terbang dan penalaran sirna, sama cepatnya dengan orang-orang yang menghilang dalam LEFT BEHIND: The Movie. Mengapa? Jawabannya sederhana. Jikalau Pilar ke-3 adalah bohong, dan jikalau Gereja tidak akan “diangkat” hingga Kedatangan Yesus Kristus Kedua, maka ini jelaslah berarti bahwa Gereja pertama-tama harus mengalami periode Masa Kesesakan terakhir di Bumi, dan harus menghadapi Antikristus dan Tanda Binatang. Banyak orang Kristen yang gentar dengan kesimpulan seperti ini, dan inilah sebabnya, mengapa seringkali, dibalik usaha untuk mempertahankan ajaran tentang Pengangkatan Rahasia sebelum Masa Kesesakan, seringkali terselip ketakutan rahasia karena harus menghadapi Tanda Binatang.

 Ini mengingatkan saya dengan kematian tragis dari 118 awak kapal selam nuklir raksasa Rusia, Kursk. Pada hari Sabtu, 12 Agustus 2000, jauh di perairan yang ditutupi es di Laut Barents, di timur laut Moskow, sesuatu yang sangat buruk telah terjadi. Terjadi sebuah ledakan, yang diikuti oleh ledakan berikutnya. “Bencana terjadi secepat kilat,”4 dan kapal selam yang sial itu segera tenggelam ke dasar lautan. Majalah Newsweek menurunkan kisahnya dengan judul “Seruan dari Kedalaman.” Sebanyak 23 orang selamat dalam ledakan dan banjir yang pertama. Sebuah surat ditemukan oleh para penyelam laut dalam di dalam saku salah satu jenazah korban. Catatan itu berbunyi: “Ada 23 orang di sini… Tidak seorangpun dari kami dapat pergi ke permukaan.”5 Karena pertolongan tidak datang cepat, mereka semuanya tewas. Ketika saya memikirkannya, saya dapat membayangkan perasaan ketakutan di dalam hati para pelaut Rusia tersebut jauh di bawah permukaan air yang tenang itu.

Perasaan ketakutan juga mengintip dibalik ajaran tentang peristiwa Pengangkatan sebelum Masa Kesesakan. Jauh di bawah permukaan berbagai pendapat, terdapat sebuah perasaan ketakutan yang tersembunyi karena harus berhadapan dengan tanda Binatang. Ketakutan ini mungkin tidak disadari, namun seringkali ada di sana, meskipun itu sesungguhnya tidak perlu. Orang Kristen yang sejati dapat belajar dari stiker yang ditempel di belakang mobil yang berbunyi: “Jangan Takut Setan.” Kita tidak perlu takut. Kita dapat percaya kepada Yesus Kristus, karena bukankah Ia telah berjanji, “Dan ketahuilah, Aku menyertaimu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Matius 28:20). Jikalau Pasukan Masa Kesesakan fiktif dalam novel-novel Left Behind dapat mengalahkan Antikristus dan Tanda Binatang, demikianlah juga kita. Namun orang Kristen memang takut kepada Tanda Binatang, dan ketakutan ini seringkali menghalangi mereka untuk meneliti secara nalar ke dalam bukti-bukti Alkitab yang jelas yang mendukung pendapat bahwa Gereja dikumpulkan oleh Kristus setelah Masa Kesesakan. Maka, sangat menyedihkan, gagasan tentang Pengangkatan Rahasia sebelum Masa Kesesakan telah menjadi Kalimat Pelarian Penginjilan Yang Besar untuk Menghindari Tanda Binatang. Dan bagi mereka yang harus mengalaminya, tidak ada bukti ilmiah yang akan meyakinkan mereka. Seperti sebuah pintu berkunci tiga lapis di daerah perkotaan di New York, mereka menutup diri terhadap fakta-fakta itu. Akibatnya, Kebenaran itu tertinggal di belakang (left behind).

___________

  1. Matthew Henry’s Commentary on the Whole Bible, Vol. IV__ Yesaya hingga Maleakhi, Edisi Lengkap. New York: Fleming H. Revell Co., 1712. Catatan tentang Daniel 9:27, hlm. 1095.
  2. The Holy Bible with a commentary and critical notes oleh Adam Clarke, Vol. IV—Yesaya hingga Maleakhi. New York: Abingdon-Cokesbury Press, Catatan tentang Daniel 9:27, hl. 602.
  3. Pdt. Robert Jamieson, Pdt. A.R. Fausset dan Pdt. David Brown, A Commentary Critical and Explanatory on the Whole Bible, Edisi Lengkap. Harford, CT: S.S. Scranton Co., Catatan tentang Daniel 9:27, hlm.641.

Dari bab I, buku: THE RAPTURE DECEPTION (TIPUAN TENTANG PENGANGKATAN), Remnant Publications, 649 East Chicago Road, Coldwater MI 49036
Oleh: Steve Wohlberg

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?